Oleh sebab itu, fungsi kaderisasi
mahasiswa sebenarnya merupakan fungsi yang paling pokok. Sebagai generasi
yang harus melaksanakan fungsi kaderisasi demi perwujudan kebaikan dan
kebahagiaan masyarakat, bangsa dan negaranya di masa depan maka kelompok
mahasiswa harus senantiasa memiliki watak yang progresif dinamis dan tidak
statis. Mereka bukan kelompok tradisionalis akan tetapi sebagai "duta-duta
pembaharuan sosial" dalam pengertian harus menghendaki perubahan yang terus
menerus ke arah kemajuan yang dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran. Oleh
sebab itu mereka selalu mencari kebenaran dan kebenaran itu senantiasa
menyatakan dirinya serta dikemukakan melalui pembuktian di alam semesta
dan dalam sejarah umat manusia. Karenanya untuk menemukan kebenaran demi
mereka yang beradab bagi kesejahteraan umat manusia maka mahasiswa harus
memiliki ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh nilai kebenaran dan berorientasi
pada masa depan dengan bertolak dari kebenaran Illahi. Untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran demi mewujudkan
beradaban bagi kesejahteraan masyarakat bangsa dan negara maka setiap kadernya
harus mampu melakukan fungsionalisasi ajaran Islam.
Watak dan sifat mahasiswa seperti tersebut
diatas mewarnai dan memberi ciri HMI sebagai organisasi mahasiswa yang
bersifat independen. Status yang demikian telah memberi petunjuk akan spesialisasi
yang harus dilaksanakan oleh HMI. Spesialisasi tersebut memberikan ketegasan
agar HMI dapat melaksanakan fungsinya sebagai organisasi kader, melalui
aktifitas fungsi kekaderan. Segala aktifitas HMI harus dapat membentuk
kader yang berkualitas dan komit dengan nilai-nilai kebenaran. HMI hendaknya
menjadi wadah organisasi kader yang mendorong dan memberikan kesempatan
berkembang pada anggota-anggotanya demi memiliki kualitas seperti ini agar
dengan kualitas dan karakter pribadi yang cenderung pada kebenaran (Hanief)
maka setiap kader HMI dapat berkiprah secara tepat dalam melaksanakan pembaktiannya
bagi kehidupan bangsa dan negaranya.
C. SIFAT INDEPENDEN HMI
Watak independen HMI adalah sifat organisasi
secara etis merupakan karakter dan kepribadian kader HMI. Implementasinya
harus terwujud di dalam bentuk pola pikir, pola pikir dan pola laku setiap
kader HMI baik dalam dinamika dirinya sebagai kader HMI maupun dalam melaksanakan
"Hakekat dan Mission" organisasi HMI dalam kiprah hidup berorganisasi bermasyarakat
berbangsa dan bernegara. Watak independen HMI yang tercermin secara etis
dalam pola pikir pola sikap dan pola laku setiap kader HMI akan membentuk
"Independensi etis HMI", sementara watak independen HMI yang teraktualisasi
secara organisatoris di dalam kiprah organisasi HMI akan membentuk "Independensi
organisatoris HMI".
Independensi etis adalah sifat independensi
secara etis yang pada hakekatnya merupakan sifat yang sesuai dengan fitrah
kemanusiaan. Fitrah tersebut membuat manusia berkeinginan suci dan secara
kodrati cenderung pada kebenaran (hanief). Watak dan kepribadian kader
sesuai dengan fitrahnya akan membuat kader HMI selalu setia pada hati nuraninya
yang senantiasa memancarkan keinginan pada kebaikan, kesucian dan kebenaran
adalah ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA. Dengan demikian melaksanakan independensi
etis bagi setiap kader HMI berarti pengaktualisasian dinamika berpikir
dan bersikap dan berprilaku baik "habluminallah" maupun dalam "habluminannas"
hanya tunduk dan patuh dengan kebenaran.
Aplikasi dari dinamika berpikir dan berprilaku
secara keseluruhan merupakan watak azasi kader HMI dan teraktualisasi secara
riil melalui, watak dan kepribadiaan serta sikap-sikap yang :
Cenderung kepada kebenaran (hanif)
Bebas terbuka dan merdeka
Obyektif rasional dan kritis
Progresif dan dinamis
Demokratis, jujur, dan adil
Independensi organisatoris adalah watak
independensi HMI yang teraktualisasi secara organisasi di dalam kiprah
dinamika HMI, baik dalam kehidupan intern organisasi maupun dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Independensi organisatoris diartikan bahwa
dalam keutuhan kehidupan nasional HMI secara organisatoris senantiasa melakukan
partisipasi aktif, kontruktif, korektif, dan konstitusional agar perjuangan
bangsa dan segala usaha pembangunan demi mencapai cita-cita semakin hari
semakin terwujud. Dalam melakukan partisipasi partisipasi aktif, kontruktif,
korektif dan konstitusional tersebut secara organisasi HMI hanya tunduk
serta teguh kepada prinsip-prinsip kebenaran dan objektifitas.
Dalam melaksanakan dinamika organisasi,
HMI secara organisatoris tidak pernah "commited" dengan kepentingan
pihak manapun ataupun kelompok dan golongan maupun, melainkan tunduk dan
terikat kepada kepentingan kebenaran, objektivitas, kejujuran, dan keadilan.
Agar secara organisatoris HMI dapat melakukan
dan menjalankan prinsip-prinsip independensi organisatorisnya, maka HMI
dituntut untuk mengembangkan "kepemimpinan kuantitatif" serta berjiwa independen
sehingga perkembangan, pertumbuhan dan kebijaksanaan organisasi mampu diemban
selaras dengan hakikat independensi HMI. Untuk itu HMI harus mampu menciptakan
kondisi yang baik dan mantap bagi pertumbuhan dan perkembangan kualitas-kualitas
kader HMI. Dalam rangka menjalin tegaknya "prinsip-prinsip independensi
HMI" maka implementasi independensi HMI kepada anggota adalah sebagai berikut
:
Anggota-anggota HMI terutama aktifitasnya
dalam melaksanakan tugasnya harus tunduk kepada ketentuan-ketentuan organisasi
serta membawa program perjuangan HMI. Oleh karena itu, tidak diperkenankan
anggota HMI melakukan kegiatan-kegiatan dengan membawa organisasi atas
kehendak pihak luar mana pun juga. Mereka tidak dibenarkan mengadakan komitmen-komitmen
dengan bentuk apapun dengan pihak luar HMI selain segala sesuatu yang telah
diputuskan secara organisatoris.
Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk
aktif berjuang menruskan dan mengembangkan watak independensi etis dimanapun
mereka berada dan berfungsi sesuai dengan minat dan potensi dalam rangka
membawa hakikat dan mission HMI. Dan menganjurkan serta mendorong alumni
untuk menyalurkan aspirasi kualitatifnya secara tepat dan melalui semua
jalur pembaktian baik jalur organisasi profesional kewiraswastaan, lembaga-lembaga
sosial, wadah aspirasi poilitik lembaga pemerintahan ataupun jalur-jalur
lainnya yang semata-mata hanya karena hak dan tanggung jawabnya dalam rangka
merealisir kehidupan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Dalam
menjalankan garis independen HMI dengan ketentuan-ketentuan tersebut di
atas, pertimbangan HMI semata-mata adalah untuk memelihara mengembangkan
anggota serta peranan HMI dalam rangka ikut bertanggung jawab terhadap
negara dan bangsa. Karenanya menjadi dasar dan kriteria setiap sikap HMI
semata-mata adalah kepentingan nasional bukan kepentingan golongan atau
partai dan pihak penguasa sekalipun. Bersikap independen berarti sanggup
berpikir dan berbuat sendiri dengan menempuh resiko. Ini adalah suatu konsekuensi
atau sikap pemuda. Mahasiswa yang kritis terhadap masa kini dan kemampuan
dirinya untuk sanggup mewarisi hari depan bangsa dan negara.
D. PERANAN INDEPENDENSI HMI DI MASA MENDATANG
Dalam suatu negara yang sedang berkembang
seperti Indonesia ini maka tidak ada suatu investasi yang lebih besar dan
lebih berarti dari pada investasi manusia (human investment). Sebagaimana
dijelaskan dalam tafsir tujuan, bahwa investasi manusia kemudian akan dihasilkan
HMI adalah manusia yang berkualitas ilmu dan iman yang mampu melaksanakan
tugas-tugas manusia yang akan menjamin adanya suatu kehidupan yang sejahtera
material dan spiritual adil makmur serta bahagia.
Fungsi kekaderan HMI dengan tujuan terbinanya
manusia yang berilmu, beriman dan berperikemanusiaan seperti tersebut di
atas maka setiap anggota HMI dimasa datang akan menduduki jabatan dan fungsi
pimpinan yang sesuai dengan bakat dan profesinya.
Oleh karena itu hari depan HMI adalah luas
dan gemilang sesuai status fungsi dan perannya dimasa kini dan masa mendatang
menuntut kita pada masa kini untuk benar-benar dapat mempersiapkan diri
dalam menyongsong hari depan HMI yang gemilang.
Dengan sifat dan garis independen yang
menjadi watak organisasi berarti HMI harus mampu mencari, memilih dan menempuh
jalan atas dasar keyakinan dan kebenaran. Maka konsekuensinya adalah bentuk
aktifitas fungsionaris dan kader-kader HMI harus berkualitas sebagaimana
digambarkan dalam kualitas insan cita HMI. Soal mutu dan kualitas adalan
konsekuensi logis dalam garis independen HMI harus disadari oleh setiap
pimpinan dan seluruh anggota-anggotanya adalah suatu modal dan dorongan
yang besar untuk selalu meningkatkan mutu kader-kader HMI sehingga mampu
berperan aktif pada masa yang akan datang.
Wabilahittaufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum war. wab.,
HMI Cabang Gorontalo
*) Disadur dari berbagai sumber.